Senin, Desember 8, 2025
Google search engine
BerandaKOMISI - DSayuran dan Daging Jadi Tantangan bagi Anak-anak dalam Program Makan Bergizi Gratis...

Sayuran dan Daging Jadi Tantangan bagi Anak-anak dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Bagikan

LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Sebagian anak masih kesulitan untuk menyukai sayuran atau daging, terutama ketika bahan makanan tersebut tidak diolah sesuai selera mereka. Hal ini juga menjadi tantangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan di beberapa sekolah.

Banyak anak yang hanya memakan sayur atau daging sebagai formalitas tanpa menikmatinya, bahkan ada yang enggan menghabiskannya. Kondisi ini dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah limbah makanan, yang menjadi masalah besar dalam jangka panjang.

Menurut dr. Zurohtul Mar’ah yang biasa disapa dr. Zuhro, dokter yang berfokus pada gizi anak, salah satu alasan mengapa anak-anak enggan makan sayuran atau daging adalah karena mereka tidak dibiasakan untuk mengonsumsinya sejak dini.

Ketika anak-anak tidak terbiasa makan sayuran atau daging di rumah, mereka cenderung merasa bahwa makanan tersebut aneh dan tidak enak. Oleh karena itu, ketika disajikan dalam menu MBG, mereka lebih memilih untuk menghindarinya.

dr. Zurohtul Mar’ah, Anggota komisi D DPRD Surabaya ini juga menekankan pentingnya kebiasaan makan yang baik yang dimulai dari rumah. Anak-anak yang terbiasa makan sayuran atau daging akan lebih mudah menerima makanan tersebut ketika disajikan di sekolah.

“Jika anak-anak di rumah sudah dibiasakan makan sayur atau daging, mereka tidak akan menolaknya jika disediakan di sekolah,” kata dr Zurhro, kepada media lensaparlemen.id, Jum’at, (17/1//25).

Selain itu, ia menyarankan bahwa pihak sekolah juga perlu memberikan edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi sayuran dan daging. Hal ini perlu dilakukan sebelum program MBG dimulai, agar anak-anak dapat terbiasa dengan rasa dan manfaat makanan bergizi.

“Penting untuk ada pre-program education yang mengajak anak-anak untuk menyukai sayur-sayuran dan daging. Program ini tidak bisa berjalan efektif jika tidak ada pembiasaan sebelumnya,” tuturnya.

Penting untuk diingat bahwa membuat anak-anak gemar makan sayuran dan daging bukanlah hal yang bisa tercapai secara instan. Diperlukan kerjasama yang berkelanjutan antara orangtua dan pihak sekolah untuk menciptakan kebiasaan makan yang sehat dan menyenangkan bagi anak-anak.

“Dengan begitu, program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan dengan efektif dan menghasilkan dampak yang positif bagi kesehatan anak-anak,” pungkasnya.(B4M)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments