LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Anggota DPRD Kota Surabaya dari Komisi D, dr. Zurohtul Mar’ah, menggelar kegiatan Serap Aspirasi (Reses) di Daerah Pilihan (Dapil) I, tepatnya di RT 17 dan RT 18, RW 06 Kelurahan Moro Krembangan, Kecamatan Krembangan. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan dialog terbuka antara legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut dengan warga setempat, Kamis (15/5/2025).
Dalam dialog, warga menyampaikan berbagai aspirasi dan keluhan, utamanya terkait pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan sosial.
Soal Ijazah yang Masih Tertahan di Sekolah
Salah satu warga, Yonita, mempertanyakan solusi untuk ijazah SMK yang belum bisa diambil karena masalah administrasi keuangan. Menanggapi hal ini, dr. Zurohtul menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Baznas untuk membantu warga yang belum mampu melunasi tunggakan.
“Nanti pihak kelurahan bisa bersurat ke Baznas, dan saya juga siap bantu memfasilitasi. Biasanya bantuan tidak penuh, hanya 50% dari total biaya. Jadi kalau tunggakan Rp3 juta, yang dibantu sekitar Rp1,5 juta,” jelasnya.
Dukungan Sosial untuk Keluarga Tidak Mampu
Pertanyaan lain datang dari warga bernama Supangat yang menyinggung kondisi keluarga yang kedua orang tuanya sakit dan masih memiliki anak sekolah. dr. Zurohtul menjelaskan adanya fasilitas dari Dinas Sosial berupa panti dan layanan sosial, yang bisa diakses jika keluarga tersebut memang tidak mampu.
“Ada proses verifikasi dari kelurahan. Jika benar-benar tidak punya penghasilan atau aset, bisa dibantu. Tapi kalau masih tercatat punya aset, meski tidak bekerja, biasanya Dinsos agak keberatan,” tambahnya.
Kendala Pembangunan Sarana Keagamaan
Warga juga menanyakan bantuan untuk pembangunan mushala. Menurut dr. Zurohtul, saat ini tidak ada lagi dana Jasmas atau Hibah dari DPRD maupun Pemkot. Solusi yang disarankan adalah mengajukan proposal ke Wali Kota atau mengakses dana CSR dari perusahaan seperti PDAM atau Surya Artha Utama (SAU).
“CSR ini tidak mengikat, tapi prosesnya memang lebih rumit. Tetap bisa dicoba. Yang penting proposal dan dokumen pendukung lengkap,” ujarnya.
Akses Beasiswa dan Edukasi Masyarakat
Terkait beasiswa, dr. Zurohtul menyoroti program “Surabaya Tangguh” yang bisa diakses oleh siswa SMA maupun mahasiswa. Namun, ia menekankan bahwa seleksi sangat ketat dan harus benar-benar dari keluarga tidak mampu.
“Jangan sampai kita bilang tidak mampu, tapi kenyataannya masih mampu beli barang-barang konsumtif. Itu yang menyulitkan saat verifikasi,” jelasnya.
Penekanan Kolaborasi dan Gotong Royong
Menutup sesi tanya jawab, dr. Zurohtul mengajak masyarakat untuk membangun wilayah bersama-sama melalui semangat gotong royong. Ia juga mengingatkan bahwa keterbatasan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Surabaya mengharuskan semua pihak bersinergi.
“Jangan mengandalkan pemerintah saja. Di setiap RT pasti ada yang lebih mampu, mari kita bantu sesama. Ini bagian dari membangun kota dengan hati dan kepedulian,” tandasnya.
Kegiatan reses ini menunjukkan komitmen dr. Zurohtul Mar’ah dalam mendengar langsung keluhan rakyat serta mencari solusi konkrit. Aspirasi yang terkumpul akan dibawa ke forum resmi DPRD guna ditindaklanjuti.(B4M)