LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Surabaya menggelar serangkaian kegiatan yang menekankan pentingnya pelestarian budaya dan pengabdian masyarakat di kalangan generasi muda.
Ketua Harian Kwarcab Pramuka Surabaya, Siti Maryam, yang juga anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, mengatakan bahwa Pramuka memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga nilai-nilai budaya bangsa sekaligus membentuk karakter pemuda yang berdaya guna.
“Dalam rangka menyongsong Sumpah Pemuda, kami di Pramuka punya kewajiban untuk melestarikan budaya. Salah satunya, setiap anggota Pramuka Garuda wajib bisa menarikan Tari Remo, karena itu bagian dari budaya kita. Kalau tidak bisa, dia belum lolos menjadi Garuda,” ujar Siti Maryam kepada lensaparlemen.id, Jum’at (31/10).
Menurutnya, kewajiban tersebut telah diterapkan sejak tingkat Sekolah Dasar hingga SMA. Selain pelestarian budaya, Kwarcab juga aktif mengadakan berbagai kegiatan sosial seperti penyuluhan kesehatan di puskesmas, pengecatan musala dan balai RW, serta donasi buku untuk PAUD guna menumbuhkan minat baca sejak dini.
Di tingkat sekolah, kegiatan pembinaan juga diarahkan sesuai usia. “Untuk siswa SD, kami fokus pada pencegahan bullying. Di SMP, kami ajarkan penggunaan internet yang bijak. Semua ini dilakukan oleh adik-adik Pramuka Penegak dengan pendampingan dari pembina,” jelasnya.
Selain itu, Kwarcab Pramuka Surabaya juga menggelar Expo Kampus dan Anjungan Saka seperti Saka Bhayangkara, Dirgantara, dan Taruna Bumi, agar para siswa bisa mengenal minat dan rencana pendidikannya sejak dini.
“Kegiatan ini membuat waktu anak-anak lebih produktif dan terarah,” tambahnya.
Selama kegiatan Raimuna, Pramuka juga melakukan pengabdian masyarakat selama tiga hari penuh, diisi dengan jumpa tokoh dan pentas seni pada malam harinya. “Raimuna itu kegiatan yang menyenangkan sekaligus mendidik. Alhamdulillah, semuanya berjalan sukses,” kata Siti Maryam.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa saat ini perjuangan panjang Pramuka Surabaya telah membuahkan hasil berupa pengakuan jalur prestasi Pramuka oleh Kwartir Nasional (Kwarnas), yang dapat digunakan untuk masuk ke perguruan tinggi.
“Ini hadiah istimewa bagi kami di momentum Sumpah Pemuda,” ujarnya.
Tak hanya itu, Kwarcab Surabaya juga tengah mendorong agar para pembina sekolah memiliki Surat Hak Bina (SHB) sebagai syarat resmi mengajar dan melatih Pramuka. “Pembina harus punya standar pelatihan dan sertifikat SHB yang dikeluarkan Kwarcab bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Ini penting agar pendidikan karakter berjalan sesuai etika dan kompetensi,” tegasnya.
Kwarcab juga berencana melakukan pengukuhan serentak Mabiran dan pengurus tingkat kecamatan se-Kota Surabaya, bekerja sama dengan pemerintah kota. “Kami sudah koordinasi dengan para camat agar dikukuhkan bersama Wali Kota Eri Cahyadi pada November atau Desember mendatang,” ungkapnya.
Siti Maryam juga mengusulkan agar setiap kecamatan menyediakan kantor kecil atau sanggar Pramuka, agar koordinasi antara Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran), Kwartir Ranting (Kwarran), dan pembina dapat berjalan efektif.
“Selama ini kantor Pramuka kecamatan masih menumpang di sekolah. Kalau kepala sekolah pindah, otomatis tempatnya juga berpindah. Ini tidak efektif,” jelasnya.
Ia menegaskan, dengan dukungan pemerintah dan kerja sama lintas sektor, pembinaan generasi muda akan semakin optimal. “Kalau semua pihak bergotong royong, kenakalan remaja mungkin tidak bisa dihapuskan seratus persen, tapi bisa dicegah dan diminimalisir,” pungkas Siti Maryam.
Penulis: B4M
Editor: Redaksi Lensa Parlemen








