LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Pengelola parkir Mi Gacoan se Surabaya merasa resah karena pihak manajemen Mi Gacoan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak, meski MoU-nya masih berlaku.
Keresahan juru parkir ini disampaikan Ketua Paguyuban Juru Parkir Surabaya, Izul Fikri di lobi Gedung DPRD Kota Surabaya, Kamis (21/8/2025), ketua dia akan memasukkan surat permohonan audiensi ke Komisi B DPRD Kota Surabaya.
“Beberapa Minggu kemarin, pihak Mi Gacoan melakukan PHK. Padahal kerja sama yang dituangkan dalam MoU masih berlaku. Ini yang membuat kami resah,”ujar dia.
Untuk itu, dia berharap manajemen Mi Gacoan bijak. Artinya, pengelola parkir lama yang notabene adalah pemangku wilayah masing-masing, ada ketua RT/RW dan Karang Taruna (Kartar), diajak komunikasi yang baik. Jangan melakukan tindakan yang seolah semena-mena.
Apalagi, Kamis (16/8/2025) lalu, manajemen Mi Gacoan mengundang seluruh koordinator atau pengelola parkir mi Gacoan se Surabaya.
“Dalam pertemuan tersebut, pembukaannya tidak membahas pengelolaan parkir, tapi malah mengenalkan vendor parkir baru, yakni BSS dari Makassar. Ini yang membuat kami kaget. Kalau bisa kita ilustrasikan ada suami yang ngajak istrinya kenalan dengan istri baru, ya jelas kaget dan marah,” ungkapnya.
Izul mengingatkan,Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan di Surabaya banyak kok vendor parkir di Surabaya.
“Bahkan mohon izin, pengelola parkir yang saat ini bukan menolak modernisasi atau portalitasi. Tapi karena kami tidak pernah diajak
komunikasi, sehingga terjadi kebuntuan,” tegas dia.
Inilah yang membuat pengelola parkir Mi Gacoan yang notabene pemangku wilayah setempat, seperti RT/RW, dan Karang Taruna merasa resah, meski secara lisan pihak pengelola Mi Gacoan mengatakan jika sumber daya manusia (SDM) atau juru parkir tidak akan diganti. Tapi selama ini yang menjadi koordinator parkir adalah ketua RT/RW. Ini berkaitan dengan juga juga dengan kewilayahan.
“Ini sekan-akan RT/RW-nya tidak dianggap. Sentimen negatifnya jelas, RT/RW-nya seakan-akan melakukan kesalahan yang sudah tidak bisa ditoleransi sehingga diganti. Ini kan bahaya, ” jelasnya.
Ditanya soal jumlah titik parkir, Izul menjelaskan, jika titik parkir Mi Gacoan ada sekitar 12. Setiap titik parkir di Mi Gacoan ada tiga atau dua shift. Masing-masing shift minimal dijaga dua orang yang merupakan anak-anak Kartar, RT/RW setempat.
(B4M/LENSA PARLEMEN)