LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Kurangnya kesadaran sebagian masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, khususnya di jalan raya, kembali menjadi sorotan. Sampah yang menumpuk di berbagai titik tak hanya merusak keindahan kota, tetapi juga menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari pencemaran lingkungan hingga potensi munculnya penyakit.
Setiap harinya, sampah seperti plastik, botol bekas, sisa makanan, hingga limbah rumah tangga ditemukan berserakan di tepi jalan dan saluran air. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta kelancaran sistem drainase kota.
Menanggapi permasalahan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya terus bergerak cepat. Sekretaris DLH Surabaya, Achmad Eka Mardijanto, menyatakan bahwa pihaknya kini tengah memfokuskan layanan pada peningkatan kebersihan, keindahan, dan estetika kota. Tim kebersihan DLH disebutnya bekerja setiap hari untuk memastikan seluruh ruas jalan tetap bersih dan nyaman.
“Kami dari DLH selalu merespons cepat setiap laporan terkait sampah di jalan. Namun, kami tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan kota,” ujar Eka kepada media lensaparlemen.id, Jumat (10/10/2025).
Eka juga menegaskan bahwa perilaku membuang sampah sembarangan bukan hanya mencoreng wajah kota, tetapi juga meningkatkan risiko banjir akibat tersumbatnya saluran air, mencemari lingkungan, serta menjadi sumber penyakit seperti demam berdarah, diare.
Sebagai upaya preventif sekaligus edukatif, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya secara konsisten mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan di berbagai wilayah. Edukasi ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan RT/RW, sekolah-sekolah, dan komunitas peduli lingkungan, guna menyebarluaskan pesan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan secara lebih luas dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
“Kebersihan kota adalah tanggung jawab bersama. Mari kita mulai dari diri sendiri, dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya,” pungkas Eka.
B4M/Lensa Parlemen