LENSA PARLEMEN – JAKARTA
Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar ‘Bimtek I Aleg 2025’ bagi 73 Anggota Legislatif (Aleg) DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi dari Partai Gelora di Hotel Grandkemang, Jakarta pada Kamis-Minggu, 2-5 Oktober 2025.
Bimtek dengan tema ‘Membangun Efektivitas Fungsi Aleg dalam Kerja Kedewanan dan Kerja Partai’ ini dibuka oleh Ketua DPP Koordinator Pelaksana Harian Partai Gelora Rofi’ Munawar, Kamis (2/10/2025) malam.
Rofi Munawar menggantikan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta yang tengah menunaikan tugas negara sebagai Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, melakukan kunjungan kerja ke Aljazair, Libya dan Bosnia Herzegovina untuk membuka Bimtek tersebut.
Bimtek I Aleg 2025, selain dihadiri para Aleg juga dihadiri Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah sekaligus Wakil Menteri (Wamen) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik, serta para ketua bidang koordinasi.
Ketua DPP Koordinator Pelaksana Harian Partai Gelora Rofi’ Munawar mengatakan, selama tiga hari pelaksanaan bimbingan teknis (Bimtek), para Aleg akan mendapatkan berbagai materi strategis mengenai peran dan fungsi kedewanan, serta kerja partai.
“Para Aleg ini merupakan juru bicara yang paling sah untuk menyampaikan visi-misi dan narasi Partai Gelora ke masyarakat, karena keberadaan mereka di parlemen,” kata Rofi’ Munawar.
Karena itu, menurut dia, sebagai Aleg dan juru bicara Partai Gelora, maka mereka harus memiliki kompetensi dan integritas yang akan dinilai masyarakat.
“Penilaian masyarakat inilah yang akan menjadikan Partai Gelora ini, layak dipilih atau tidak pada Pemilu 2029,” katanya.
Sehingga Aleg ini ibaratnya, adalah etalase Partai Gelora yang akan menjadikan rakyat tertarik atau tidak untuk memberikan suaranya pada Pemilu 2029 kepada Partai Gelora.
“Ini tentu bukan pekerjaan mudah, karena kita masih disebut sebagai partai 0,8 persen. Tapi kita optimis, bapak/ibu bisa membalikkan 0,8 persen menjadi 8,0 persen, ” ujar Rofi’ Munawar.
Ia mengingatkan, para Aleg Partai Gelora untuk menjaga etika dan prilakunya, sehingga tidak menimbulkan kegaduan dan sorotan negatif di masyarakat.
“Sekarang ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap anggota legislatif, khususnya di pusat. Untuk membangkitkan kembali kepercayaan ini, maka kader Partai Gelora di parlemen harus benar-benar bisa menjelaskan fungsinya sebagai anggota legislatif baik dari sisi kapasitas, kompetensi dan integritas, ”
katanya.
*Garda Terdepan*
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta melalui video yang ditayangkan di sela-sela pembukaan acara Bimtek I Aleg 2025 menyampaikan beberapa arahan.
“Saudara-saudara semuanya adalah buah dari perjuangan Partai Gelora dalam Pemilu 2024, yang pertama kali diikuti oleh partai yang lahir tahun 2019 ini,” kata Anis Matta.
Ia menilai Aleg Partai Gelora di DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi saat ini menjadi garda terdepan perjuangan Partai Gelora.
“Karena itu, saudara-saudara harus memahami falsafah buah. Saudara adalah buah dari perjuangan Partai Gelora, maka saudara harus melahirkan buah-buah baru,” katanya.
Dengan menguasai dan melahirkan buah-buah baru, maka Aleg di DPRD akan menjadi tulang punggung bagi Partai Gelora di Pemilu 2029.
“Insya Allah pada Pemilu kedua pada tahun 2029 nanti, Partai Gelora akan meraih kemenangan dan kesuksesan,” katanya.
Anis Matta mengatakan, pentingnya para Aleg sebagai juru bicara Partai Gelora untuk mengetahui lebih mendalam mengenai ideologi yang tengah diperjuangkan, dimana berawal dari kesadaran sejarah bangsa Indonesia.
“Kita sudah melewati dua gelombang besar sejarah, pertama gelombang menjadi Indonesia
dan gelombang kedua adalah gelombang menjadi negara bangsa yang kuat dan modern,” kata Wamenlu RI ini.
Anis Matta mengatakan, dua gelombang sejarah ini sudah berhasil dilewati dan Indonesia akan segera memasuki gelombang ketiga sejarah.
‘Kita akan memasuki gelombang ketiga dalam sejarah Indonesia yaitu menjadi salah satu kekuatan utama dunia,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Anis Matta, sudah muncul adanya kesadaran geopolitik yang bisa dijadikan momentum bagi Indonesia untuk berperan lebih besar lagi dalam tatanan global, karena dunia tengah memasuki siklus perubahan dari tatanan lama menuju tatanan baru.
“Usia satu gelombang atau tatanan itu, 80 tahun. Dan kita kemarin menyaksikan Sidang Umum PBB, isu Palestina mendominasi perbincangan. Itu artinya, dunia sedang memasuki siklus perubahan besar,” katanya.
Artinya, dalam waktu dekat akan terjadi perubahan besar dalam tatanan global. Sehingga tatanan lama tidak bisa dipertahankan lagi.
“Kita lihat PBB tidak bisa berbuat apa-apa melihat pembantaian di Palestina dan menimbulkan satu pertanyaan besar? Apakah ini masih bisa dipertahankan,” tandasnya.
“Saya sudah menulis hal ini dalam buku ‘Gelombang Ketiga’ yang saya tulis tahun 2013. Semua saya prediksi ini akan terjadi, maka Partai Gelora saya harap bisa membawa Indonesia pada kepemimpinan dunia di massa akan datang,” imbuhnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menambahkan, bahwa perjalanan demokrasi yang dilalui Indonesia sangat panjang dan berliku. Sebab, para pendiri bangsa, meletakkan Indonesia berdiri di atas fondasi demokrasi.
“Kita berulang kali jatuh dalam otoritarianisme, tetapi selalu kembali bangkit dengan tuntutan kebebasan. Kita sedang menjalani transisi yang lama, bahkan sangat lama, untuk menegaskan diri sebagai negara demokrasi. Partai Gelora akan tegak pada jalan ini,” kata Fahri Hamzah.
Partai Gelora, partai yang lahir dari intelektual dan kaum pemikir daripada modal. Karenanya, kata Fahri, Partai Gelora akan membuktikan dirinya bakal menjelma menjadi partai besar, meskipun tidak di dukung para pengusaha.
“Kami percaya, partai intelektual pun bisa besar, sebab inilah jalan demokrasi yang sesungguhnya. Dan jika ada yang masih meragukan jalan demokrasi, lihatlah bagaimana Prabowo mendirikan partai, membangun institusi sipil, dan menegaskan diri melalui pemilu. Itulah bukti sahih bahwa demokrasi adalah jalan satu-satunya untuk merebut dan mengelola kekuasaan secara bermartabat,” pungkasnya.
Redaksi Lensa Parlemen