LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya menggelar hearing bersama National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Surabaya, Kamis (8/10), guna membahas peningkatan dukungan bagi atlet penyandang disabilitas.
Pertemuan tersebut turut dihadiri perwakilan dari Bappedalitbang, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar), bagian hukum dan kerja sama Pemkot Surabaya, serta jajaran pengurus NPCI Surabaya. Salah satu poin penting yang mengemuka dalam forum ini adalah perlunya kesetaraan perlakuan dan dukungan antara atlet disabilitas yang dinaungi NPCI dengan atlet non-disabilitas di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PKS, H. Johari Mustawan, STP, MARS, yang akrab disapa Bang Jo, menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap pembinaan olahraga bagi penyandang disabilitas. Menurutnya, perhatian ini bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga merupakan bagian dari upaya membangun citra positif Kota Surabaya.
“NPCI itu fokus pada pembinaan olahraga untuk kaum disabilitas. Ini bisa menjadi branding kuat bagi Kota Surabaya sebagai kota yang inklusif, yang memberikan peluang dan ruang yang setara bagi semua warga, termasuk para penyandang disabilitas,” ujar Bang Jo.
Bang Jo menyoroti sejumlah capaian gemilang yang telah diraih atlet disabilitas Surabaya. Di antaranya, keberhasilan NPCI Surabaya menjadi juara umum pada Pekan Paralimpik Provinsi Jawa Timur tahun 2021 dan 2024. Namun, di balik prestasi tersebut, masih terdapat berbagai persoalan mendasar, terutama terkait keterbatasan anggaran.
“Dari pengurus NPCI menyampaikan bahwa mereka belum mendapatkan dukungan maksimal, baik untuk operasional organisasi, penghargaan bagi atlet berprestasi, program pembinaan, maupun pemenuhan fasilitas dasar. Bahkan, banyak atlet disabilitas yang ingin bergabung, tetapi terbentur keterbatasan dana,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Bang Jo mendorong agar Pemerintah Kota Surabaya, melalui Disbudporapar, mengalokasikan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara khusus untuk menunjang program dan kegiatan NPCI. Ia menyebut, dukungan tersebut harus mencakup pembinaan atlet berprestasi, penyediaan fasilitas latihan, serta sekretariat yang layak dan representatif.
Lebih jauh, ia juga menyoroti kebutuhan sumber daya pendukung seperti pelatih profesional, ahli gizi, fisioterapis, dan psikolog olahraga. Hal ini, menurutnya, krusial untuk menunjang performa para atlet disabilitas yang membutuhkan pendekatan khusus.
“Kondisi psikologis para atlet disabilitas juga perlu mendapat perhatian. Kita butuh tenaga motivator dan psikolog olahraga yang memang berpengalaman dalam menangani kebutuhan khusus ini,” imbuhnya.
Di akhir penyampaiannya, Bang Jo berharap agar Pemerintah Kota Surabaya bisa mengalokasikan lahan khusus bagi NPCI sebagai pusat pelatihan sekaligus sekretariat. Menurutnya, jika minat dan prestasi atlet disabilitas terus meningkat, tidak menutup kemungkinan dibangunnya gedung olahraga khusus di masa mendatang.
“Dalam jangka panjang, Pemkot perlu mempertimbangkan pembangunan fasilitas gedung olahraga khusus bagi NPCI. Namun untuk tahap awal, pengadaan lahan untuk sekretariat dan tempat latihan adalah langkah yang sangat mendesak,” pungkasnya.
B4M/Lensa Parlemen