LENSA PARLEMEN – SURABAYA
Sebanyak 15 siswa sekolah menengah pertama di kawasan Jalan Kunti, Surabaya, dinyatakan positif menggunakan narkoba setelah dilakukan pemeriksaan oleh aparat setempat. Temuan ini memicu keprihatinan dan respons cepat dari anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PKS, Johari Mustawan.
Johari menilai kasus tersebut sebagai ancaman serius bagi dunia pendidikan dan perkembangan generasi muda. Ia menegaskan bahwa peredaran narkoba kini semakin berani menembus lingkungan sekolah.
“Ini menunjukkan jaringan peredaran narkoba sudah berani menyasar anak-anak usia SMP. Situasinya sangat mengkhawatirkan,” kata Johari Mustawan dalam keterangan tertulisnya, Minggu, (16/11/2025).
Anggota dewan yang akrab disapa Bang Jo itu menekankan pentingnya penguatan peran keluarga sebagai benteng pertama dalam pengawasan dan pendidikan anak. Menurutnya, orang tua tidak boleh menyerahkan sepenuhnya proses pengawasan kepada pihak sekolah.
“Pengawasan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orang tua tetap menjadi gerbang pertama pendidikan. Keluarga harus peka terhadap perubahan perilaku anak,” tegasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Selain keluarga, Bang Jo juga mendesak setiap sekolah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang tegas dan terukur terkait pencegahan, penanganan, serta pelaporan jika ditemukan indikasi peredaran atau penyalahgunaan narkoba. “Sekolah harus punya SOP yang jelas. Tidak cukup hanya mengeluarkan himbauan. Harus ada aturan tegas dan mekanisme penanganan yang benar-benar berjalan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti peran Pemerintah Kota Surabaya dalam memperkuat regulasi terkait pencegahan peredaran NAPZA di wilayah kota. Johari menilai pemkot perlu menghadirkan aturan yang lebih komprehensif untuk melindungi generasi muda.
“Pemkot harus hadir dengan regulasi yang tegas. Ini bukan sekadar kasus, ini ancaman nyata bagi masa depan anak-anak kita,” imbuhnya.
Bang Jo turut meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Pemkot Surabaya melakukan inspeksi rutin di kawasan rawan peredaran narkoba agar pencegahan dapat dilakukan sejak dini.
“BNN dan Pemkot perlu turun langsung melakukan inspeksi rutin. Jangan tunggu kasus muncul baru bergerak,” tegasnya.
Di sisi lain, pendidikan karakter dan spiritual juga disebut sebagai faktor penting dalam membentengi anak dari pengaruh negatif. “Anak-anak harus didekatkan pada nilai-nilai religius sesuai keyakinannya. Ini penting sebagai benteng moral agar mereka mampu menolak godaan narkoba,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Johari menegaskan pentingnya kerja kolektif semua pihak. “Seluruh pihak—keluarga, sekolah, Pemkot, BNN, dan kepolisian—harus bergerak bersama. Tanpa kerja kolektif, Surabaya akan sulit terbebas dari ancaman narkoba yang mencederai masa depan generasi muda,” pungkasnya.
B4M/Lensa Parlemen








