Lensa Parlemen I SURABAYA
Kota Surabaya memiliki lebih banyak penduduk berusia produktif daripada yang tidak produktif. Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Kota Surabaya tahun 2022 dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, persentase penduduk usia produktif 15-64 tahun di kota mencapai 70,53 persen.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, tingginya jumlah usia produktif (bonus demografi) ini, dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian dan mengurangi pengangguran di Kota Surabaya. Caranya, yakni menggerakkan penduduk usia produktif tersebut dengan program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, seperti padat karya dan pelatihan kerja.
“Sebenarnya, dengan bonus demografi yang muda-muda ini, berarti semangat kerjanya tinggi. Artinya, kita memiliki tenaga yang bisa kita andalkan,” kata Wali Kota Eri, Rabu (25/10/2023).
Di momen bonus demografi seperti saat ini, Wali Kota Eri menerangkan, dirinya akan terus menggerakkan pemberdayaan hingga membuka lapangan pekerjaan baru melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Surabaya. Tak hanya itu, dia mengungkapkan, Pemkot Surabaya juga menggandeng perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan rekrutmen atau seleksi tenaga kerja asal Kota Pahlawan.
“Jadi, bagaimana kita bisa menyalurkan semangat-semangat pemuda ini, yang memang usia produktif ke tempat-tempat pekerjaan yang menguntungkan, memberikan hasil kepada pemilik perusahaan, padat karya, itu saja sebenarnya,” terangnya.
Semua itu dilakukan oleh Wali Kota Eri untuk mengurangi pengangguran dan menghadapi fenomena bonus demografi di Kota Pahlawan. Sebab, laju pertumbuhan penduduk tahun 2023 di Kota Surabaya diproyeksikan mengalami kenaikan.
Berdasarkan Data Konsolidasi Bersih (DKB) Semester I tahun 2022 dari Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk Kota Surabaya sebanyak 2.972.801 jiwa. Sementra itu, berdasarkan proyeksi pada tahun 2023, penduduk Kota Surabaya mengalami kenaikan jumlah sebanyak 2.997.547 jiwa atau 0,89 persen.
“Sebenarnya itu yang kita kerjakan, menggerakkan padat karya kemudian kerjasama dengan perusahaan-perusahaan, yang kita lakukan hari ini. Untuk apa? Untuk mengurangi pengangguran dan mengatasi bonus demografi itu,” pungkasnya. (B4M)