Lensa Parlemen l SURABAYA,
Tradisi unik dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H / 2023 M dilakukan oleh masyarakat dikawasan “Kampung Kue Lumpur” di Plemahan 8, RT 03/RW 09, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari Surabaya.
Selain Membacakan dan melantunkan puji – pujian kepada pembawa ajaran Islam namun masyarakat turut meramaikan dengan aksi berebut gantungan hadiah.
Tradisi ini kerap dilakukan setiap tahunnya dengan diiringi penyampaian ceramah agama guna mendalami dan menambah pengetahuan ataupun wawasan terkait Islam. Tumpah ruah masyarakat diluas jalan yang tak lebih dari tiga meter ini terlihat antusias mengingat rangakaian tersebut hanya berlangsung satu kali disetiap tahunnya.
Heri Budianto Ketua RT 03, Plemahan 8 mengatakan jika tradisi merayakan maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya selalu dilakukan dengan ragam cara. Mengingat diwilayah kampung Kue Lumpur tidak ada patennya meskipun sebelum tradisi rebut hadiah terdapat juga tradisi grebek makanan.
“Tradisi merayakan maulid di kampung kue lumpur ini tidak ada patennya. Hanya dulu kami ada grebek makanan yang disediakan oleh setiap warga namun karena ada makanan yang terbuang maka kami ubah menjadi rebut hadiah gantung seperti malam ini,” ujarnya pasca acara, Jumat (29/09/2023).
Sementara itu Pertiwi Ayu Krishna, Anggota DPRD Surabaya Legislator Partai Golkar yang turut menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H di Kampung Kue Lumpur menyatakan jika momentum ini dapat menjadi refleksi diri dan seluruh masyarakat dalam mendalami agama Islam. Selain itu juga menjadi ajang memperkuat silaturahmi antar warga.
“Sengaja saya hadir di masyarakat khususnya di Kampung Kue Lumpur ini karena keunikannya menjalankan tradisi sembari mengingat masa perjuangan penyebaran islam tempo dulu. Terlebih biasanya oleh masyarakat Nahdiyin ini ada tradisi unik yakni grebek ataupun rebutan hadiah gantung yang telah disediakan setelah acara ,” jelasnya.
Legislator Golkar yang kini konsentrasi di komisi B bidang ekonomi ini turut menjelaskan bila acara tersebut turut menyumbang perputaran ekonomi. Mengingat adanya peran pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilibatkan serta diberdayakan oleh warga setempat.
“Inikan kampung kue lumpur jadi banyak pelaku UMKM pembuatan jajanan kue lumpur yang terlibat. Rasanya pun tidak kalah enak dengan kue lumpur yang dijajakan di toko – toko kue kenamaan. Sehingga melalui acara ini ternyata memiliki peran juga memajukan UMKM yang ada di sekitarnya,” jelasnyanya.(BAM)